Minggu, 17 April 2011

SNMP


Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah spesifikasi manajemen jaringan yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sebuah bagian dari Internet Activities Board (IAB), pada pertengahan tahun 1980-an sebagai standar manajemen untuk produk-produk jaringan berbasis LAN, seperti bridge, router, dan wiring concentrator. SNMP didesain untuk mengurangi tingkat kompleksitas dari manajemen jaringan dan banyaknya sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung manajemen tersebut. Adanya SNMP memungkinkan manajemen jaringan yang tersentralisasi, kuat, dan kompatibel pada semua platform. Selain itu, SNMP memberikan fleksibilitas untuk manajemen informasi-informasi yang dimiliki oleh vendor produk tertentu.
SNMP merupakan spesifikasi komunikasi yang menjelaskan bagaimana informasi manajemen dipertukarkan antara aplikasi manajemen jaringan dengan agen manajemen. Terdapat beberapa versi dari SNMP, tetapi yang populer adalah SNMPv1 dan SNMPv2.
Arsitektur manajemen jaringan SNMPv1 terdiri dari:
  • Network Management Station (NMS) – Workstation dimana aplikasi manajemen jaringan berada
  • Aplikasi manajemen jaringan SNMPv1 – Meminta informasi pada agen manajemen dan memberi informasi kontrol pada agen.
  • Management Information Base (MIB) – Memuat informasi yang dapat diambil dan dikontrol oleh aplikasi manajemen.
  • Agen manajemen SNMPv1 – Memberi informasi yang dimuat dalam MIB pada aplikasi manajemen dan dapat menerima informasi kontrol.
Pada dasarnya, MIB merupakan sebuah basis data dari objek yang dikelola (managed object) yang ada pada agen. Managed object adalah karakteristik dari perangkat yang dikelola yang dapat dimonitor, diubah, atau dikontrol. Aplikasi manajemen atau pengguna dapat menentukan hubungan antara NMS dengan agen manajemen.
Atribut dari objek yang dikelola dapat dimonitor atau diatur oleh aplikasi manajemen jaringan menggunakan operasi-operasi sebagai berikut:
  • GET_NEXT_REQUEST – Meminta komponen objek berikutnya dari suatu tabel atau daftar dari suatu agen
  • GET_RESPONSE – Merespons get_next_request, get_request, atau set_request
  • GET_REQUEST – Meminta nilai dari suatu komponen objek dari suatu agen
  • SET_REQUEST – Mengeset nilai dari suatu komponen objek pada suatu agen
  • TRAP – Mengirim trap (event) secara asinkron ke aplikasi manajemen jaringan. Agen dapat mengirimkan sebuah trap ketika suatu kondisi terjadi, misalnya perubahan state dari suatu perangkat, kegagalan perangkat, atau inisialisasi agen.
Dengan adanya protokol yang digunakan untuk pertukaran informasi antara aplikasi manajemen jaringan dan agen manajemen, produk-produk dari vendor yang berbeda dapat dikelola dengan aplikasi manajemen jaringan yang sama.
Atribut utama dari SNMP adalah:
  • Mudah untuk diimplementasikan
  • Tidak membutuhkan banyak sumber daya memori dari perangkat
Manajemen jaringan, seperti halnya yang didefinisikan oleh SNMP, berdasarkan pada polling dan kejadian/event asinkron. NMS akan menjalankan polling untuk mendapatkan informasi dari perangkat yang telah dikumpulkan agen. Setiap agen bertugas mendapatkan informasi yang berkaitan dengan perangkat dimana agen berada dan menyimpan informasi tersebut pada management information base (MIB) agen. Informasi kemudian akan dikirimkan ke NMS ketika NMS melakukan polling.
Event dikendalikan oleh trap yang disebabkan oleh parameter-parameter tertentu dari perangkat. Parameter-parameter tersebut bisa berupa parameter generik atau pun parameter yang dimiliki vendor tertentu.
Sedangkan, kelebihan dari SNMPv2 adalah:
  • komunikasi antar NMS yang meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas dari suatu jaringan yang dikelola
  • peningkatan keamanan dengan adanya:
    1. enkripsi (berdasar pada Data Encryption Standard (DES))
    2. autentikasi
    3. otorisasi
  • peningkatan efisiensi dan performa dengan adanya bulk transfer yang menyebabkan manajemen jaringan dapat dijalankan pada jaringan WAN dengan bandwidth kecil.
  • mendukung protokol jaringan selain UDP/IP, seperti OSI, NetWare IPX/SPX, dan Appletalk.
SNMP membantu administrator jaringan untuk segera mengetahui adanya permasalahan yang terjadi pada jaringan. Kemudian, administrator dapat segera melakukan tindak lanjut seperti mengisolasi permasalahan atau bahkan langsung mengatasi permasalahan. Kondisi tersebut membutuhkan sistem monitor jaringan yang aktual (real-time). Cara termudah untuk mencapainya adalah dengan menurunkan interval polling yang dilakukan oleh NMS. Semakin kecil interval polling, semakin baik pula resolusi dari data yang dihasilkan. Dengan kata lain, data terbaru yang dihasilkan dapat dianggap kondisi jaringan pada saat tersebut. Akan tetapi, frekuensi polling yang tinggi dapat menyebabkan overhead jaringan yang tinggi pula. Oleh karena itu, pada akhirnya peningkatan sumber daya jaringan dan prosesor tetap dibutuhkan.
Alternatif protokol manajemen jaringan adalah Common Management Information Protocol (CMIP). CMIP dikembangkan untuk menutupi kekurangan-kekurangan SNMP. Meskipun demikian, CMIP secara signifikan membutuhkan lebih banyak sumber daya sistem daripada SNMP. CMIP juga relatif lebih sulit untuk diprogram dan didesain hanya berjalan pada protokol ISO, padahal protokol yang saat ini banyak dipakai adalah protokol TCP/IP.
Fitur unggulan dari CMIP adalah agen dapat menjalankan suatu task tertentu berdasarkan nilai dari suatu variabel atau kondisi tertentu. Dengan SNMP, hal tersebut harus dijalankan oleh pengguna karena agen SNMP tidak menganalisa informasi yang didapatkannya.

0 komentar:

Posting Komentar